JUAL BOILER GAS
Sistem Kerjanya Boiler Bahan Bakar Gas
Boiler berfungsi untuk mengubah air menjadi uap superheated yangbertemperatur dan bertekanan tinggi. Alat yang digunakan untuk membuat uapdisebut boiler atau lebih tepat steam generator (Pembangkit Uap).Klasifikasi boiler secara umum dibagi dua yaitu, boiler pipa api dan boiler pipa air. Jenis boiler pipa api banyak digunakan oleh industri yang memerlukan tekananuap yang relatif rendah, misalnya pabrik-pabrik tahu. Sedangkan jenis pipa air digunakan oleh industri/pembangkit listrik yang memerlukan tekanan uap yang
tinggi.
Pada jenis boiler pipa api pada gambar 2.1 adalah tekanan uap tidak dapat dibuat terlampau tinggi karena ketebalan drum akan sedemikian tebalnya sehingga tidak menguntungkan Boiler seperti ini banyak digunakan di pabrik tahu karena tidak memerlukan tekanan uap yang tinggi.
Boiler Pipa Air
Pada boiler pipa air pada jenis, air berada didalan pipa sedangkan gas panas berada diluar pipa. Boiler pipa air dapat beroperasi dengan tekanan sangat tinggi.
Komponen Utama Boiler
Komponen utama Boiler antara lain Steam drum, Economizer, Superheater,Reheater, Furnace, dan Burner Steam Drum Steam drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk :
1. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa penguap (wall tube),dan menampung uap air dari pipa- pipa penguap sebelum dialirkan kesuperheater.
2. Memisahkan uap dan air yang telah dipanaskan di ruang bakar
3. Mengatur kualitas air boiler, dengan cara membuang kotoran-kotoran yangterlarut di dalam boiler melalui continous blowdown
4. Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi yang dapat menyebabkan overheating pada pipa boiler Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap setengah dari tinggi drum. Banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum harus sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum, agar level air tetap konstan. Batas maksimum dan minimum level air dalam steam drum adalah -250 mm s/d 250 mm dari titik 0 (setengah tinggi drum).
Economizer
Economizer adalah pipa untuk menyerap panas dari gas bekas sisapembakaran ke dalam feed water sebelum memasuki siklus penguapan (evaporation)di dalam boiler. Pemanasan air ini dilakukan agar perbedaan temperatur antara air pengisi dan air yang berada dalam steam drum tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi karena adanya pemanasan) didalamsteam drum. Memanfaatkan gas sisa pembakaran akan meningkatkan efesiensi Boiler dan proses pembentukan uap juga lebih cepat. Economizer berupa pipa-pipa air yang
dipasang ditempat laluan gas hasil pembakaran sebelum air heater. Perpindahan panas yang terjadi di economizer terjadi dengan arah aliran kedua fluida berlawanan ( counter flow). Air pengisi steam drum mengalir ke atas
meuju steam drum, sedangkan udara pemanas mengalir ke bawah.
Super heater
superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk kesuper heater berasal dari steam drum.
Reheater
Reheater berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP turbine dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran yang temperaturnya relatif masih tinggi. Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efesiensi sistem secara keseluruhan. Perpindahan panas yang paling dominan pada reheater memberikanefek yang sangat kecil sehingga proses ini biasanya diabaikan.
Furnace
Burner Burner merupakan alat untuk menghasilkan sumber api bagi boiler. Yaitu dengan cara membakar campuran bahan bakar (Gas) dan udara di dalam ruang bakar
boiler.
Burner Sumber energi kalor atau panas diperoleh dari proses pembakaran. Prosespembakaran pada mesin tenaga uap terjadi pada furnace. Pada furnace terdapatburner. Furnace ditempatkan menyatu dengan boiler dan terpisah dengan fluida kerja air yang mengalir pada pipa-pipa boiler. Berdasarkan dari jenis bahan bakar yang digunakan, burner diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Burner untuk bahan bakar cair
2. Burner untuk bahan bakar gas
3. Burner untuk bahan bakar padat
Berbagai macam teknologi telah dikembangkan untuk menaikkan efisiensidari proses pembakaran. Efisiensi proses pembakaran yang tinggi akan menaikkan efisiensi total dari furnace dan jumlah panas yang ditransfer ke boiler menjadi semakin besar. Furnace harus mudah dikendalikan untuk merespon jumlah uap dengan temperatur dan tekanan tertentu.
1. Burner untuk bahan bakar cair Burner dengan berbahan bakar cair mempunyai permasalahn khusus yaitu
proses mixing antara bahan bakar cair dan udara. Untuk memperbaiki pencampuran bahan bakar udara, proses pengkabutan harus menjamin terjadi atomisasi yang bagusdari bahan bakar sehingga udara dapat berdifusi dengan mudah masuk ke bahan bakar. Dari proses tersebut akan tercapai campuran yang lebih homogen. Proses
pembakaran akan berlangsung menjadi lebih sempurna Gambar. 4 Liquid Fuel Burner Sumber : Atsarium
2. Burner untuk bahan bakar Gas Proses pembakaran bahan bakar gas tidak memerlukan proses pengkabutan atau atomisasi, bahan bakar langsung berdifusi dengan udara. Bahan bahar gas dan udara tidak bercampur dulu sebelum terjadi proses pembakaran. Bahan bakar gas bertekanan dilewatkan melalui nosel, udara akan berdifusi secara alami dengan bahan bakar. Proses pembakaran dengan burner tipe ini dinamakan pembakaran difusikan .
3. Burner untuk bahan bakar padat Bahan bakar padat merupakan bahan bakar yang sangat berlimpah di alam. Bahan bakar ini harus melalui proses yang lebih rumit daripada jenis bahan bakarlainnya untuk terbakar. Bahan bakar padat mengandung air, zat terbang, arang karbon dan abu. Air dan gas terbang yang mudah terbakar harus diuapkan dulu melalui proses pemanasan sebelum arang karbon terbakar.Bahan bakar padat banyak dipakai
sebagai sumber energi pada mesin tenaga uap. Bahan bakar tersebut dibakar di furnace dengan stoker atau burner.
Ada beberapa tipe burner atau stoker yang dipasang di furnace sebagai
berikut:
a. Pulvizer fuel burner
Bahan bakar padat akan dihancurkan lebih dahulu dengan alat pulvizer sampai ukuran tertentu sebelum dicampur dengan udara. Selanjutnya campuran serbuk batubara dan udara diberi tekanan kemudian disemprotkan menggunakan diffuser. Proses pembakaran dibantu dengan penyalaan dengan bahan bakar gas atau cair untuk menguapkan air dan zat terbang. Udara tambahan diperlukan untuk membantu proses pembakaran sehingga lebih efisien Stoker jenis ini banyak dipakai untuk industri skala kecil, konstruksinya sederhana. Bahan bakar di dalam berupa batu bara dimasukan ke perapian dengan screw pengumpan. Proses pembakaran terjadi di dalam retort, batu bara akan dipanaskan untuk menguapkan air dan zat terbang kemudian arang terbakar. Sisa pembakaran berupa abu akan digeser ke luar karena desakan batu bara baru yang belum terbakar. Udara tambahn digunakan untuk membantu proses pembakaran sehingga lebih efisien.
B. Pembakaran
Pembakaran adalah serangkaian reaksi-reaksi kimia eksotermal antara bahan bakar dan oksidan berupa udara yang disertai dengan produksi energy berupa panas dan konveksi senyawa kimia. Pelepasan panas dapat mengakibatkan timbulnya cahaya dalam bentuk api. Bahan bakar yang umum digunakan dalam pembakaran adalah senyawa organik, khususnya hidrokarbon dalam fasa gas cair atau padat. Pembakaran yang sempurna dapat terjadi jika ada oksigem dalam prosesnya. Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang jumlahnya mencapai 20.9 % dari udara. Bahan bakar padat atau cair harus diubah kebentuk gas sebelum dibakar. Biasanya diperlukan panas untuk mengubah cairan atau padatan.
menjadi gas. Bahan bakar gas akan terbakar pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup.Hampir 79 % ( tanpa adanya oksigen ) merupakan nitrogen, dan sisanya merupakan elemen lainnya. Nitrogen dianggap sebagai pengencer yang menurunkan suhu yang harus ada untuk mencapai oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran.Nitrogen mengurangi efesiensi pembakaran dengan cara menyerap panas dari pembakaran dari pembakaran bahan bakar dan mengencerkan gas buang. Nitrogen juga mengurangi transfer panas pada permukaan alat penukar panas, juga meningkatkan volume hasil samping pembakaran, yang juga harus dialirkan melalui alat penukar panas sampai ke cerobong.Nitrogen ini juga dapat bergabung dengan oksigen (terutama pada suhu nyala yang tinggi) untuk menghasilkan oksida nitrogen (NOx), yang merupakan pencemar beracun. Karbon, hydrogen, dan sulfur dalam bahan bakar bercampur dengan oksigendi udara membentuk karbon dioksida, uap air dan sulfur dioksida, melepaskan panas.
masing-masing 8.084 kkal, 28.922 kkal dan 2.224 kkal. Pada kondisi tertentu, karbonjuga dapat bergabung dengan oksigen membentuk karbon monoksida, dengan melepaskan sejumlah kecil panas (2.430 kkal/kg karbon). Karbon terbakar yang membentuk CO2 akan menghasilkan lebih banyak panas persatuan bahan bakar daripada bila menghasilkan CO atau asap. Terdapat bermacam – macam jenis pembakaran yang dapat dijelaskan pada
poin-poin berikut ini :
1.Complete combustion Pada pembakaran sempurna, reaktan akan terbakar dengan oksigen, menghasilkan sejumlah produk yang terbatas. Ketika hidrokarbon yang terbakardengan oksigen, maka hanya akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Namun kadang kala akan dihasilkan senyawa nitrogen di dalam udara. Pembakaran sempurna hampir tidak mungkin tercapai pada kehidupan nyata
2. Incomplete combustion
Pembakaran tidak sempurna umumnya terjadi ketika tidak tersedianyaoksigen dalam jumlah yang cukup untuk membakar bahan bakar sehingga dihasilkannya karbondiokisda dan air. Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan zat-zat seperti karbondioksida, karbonmonoksida, uap air dan karbon. Pembakaran yang tidak sempurna sangat sering terjadi, walaupun tidak diinginkan, karena karbon monoksida merupakan merupakan zat yang sangat berbahaya bagi manusia. Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan perancangan media pembakaran yang lebih baik dan optimasi proses.
3. Smouldering combustion
Smouldering merupakan bentuk pembakaran yang lambat bertemperaturrendah, dan tidak berapi, yang dipertahankan oleh panas ketika oksigen menyerang permukaan dari bahan bakar fasa yang terkondensasi. Pembakaran ini dapat dikategorikan sebagai pembakaran yang tidak sempurna. Contoh pembakaran ini adalah inisiasi kebakaran yang dikarenakan rokok, dan sisa kebakaran hutan yang masih menghasilkan hawa panas.
4. Rapid Combustion
Rapid Combustion merupakan pembakaran yang melibatkan energy dalam jumlah yang banyak dan menghasilkan pula energy cahaya dalam jumlah yang besar. Jika dihasilkan volume gas yang benar dalam pembakaran ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang signifikan sehingga terjadi ledakan .
5. Turbulent combustion
Pembakaran yang menghasilkan api yang turbulen sangat banyak digunakan ungkap aplikasi industry, misalnya mesin berbahan bakar bensin, turbin gas, dll. Karena turbulensi membantu proses pencampuran antara bahan bakar dan pengkosida.
Reaksi Pembakaran
Hasil utama pembakaran adalah CO2 dan disertai energi panas. Selain itupembakaran juga menghasilkan CO, Sulfur, abu, NOX atau sulfur tergantung dari jenis bahan bakar yang digunakan. Dibawah merupakan reaksi pembakaran :
C + O2 CO2 + Panas Dari bahan bakar Dari udara 2H2 + O2 H2O + Panas Dari bahan bakar Dari udara Pada pembakaran stokiometri, ketika karbon terbakar dengan oksigen, maka reaksi utama akan menghasilkan karbondioksida, air, nitrogen dan beberapa gas lainnya (kecuali oksigen). 2.3.2 Faktor Utama Proses Pembakaran
Terjadinya proses pembakaran bergantung pada tiga faktor utama yang dikenal dengan “3T”, yaitu:
1. Time (waktu),
2. Turbulence (turbulensi aliran)
3. Temperature (suhu)
Artinya tercapainya suatu fase pembakaran harus memenuhi waktu penyalaan (time to ignition) yang bergantung pada beberapa suhu ideal agar pembakaran dapatterjadi dan bagaimana kondisi aliran fluidanya. Semakin turbulen aliran fluida yang terjadi, maka proses perpindahan panas juga akan semakin cepat.Pada proses pembakaran dengan proses penyalaan api yang normal, dibutuhkan tiga komponen utama untuk tercapainya suatu fase pembakaran, yaitu panas, bahan bakar, dan oksigen. Ketiganya merupakan elemen-elemen yang harusada untuk mewujudkan terjadinya proses pembakaran, sehingga jika salah satuelemen ditiadakan maka proses pembakaran yang ditandai dengan adanya nyala api.
dapat terhenti. Konsep inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam mengontrol nyala api dari pembakaran. Tetapi, pada dasarnya keberadaan tiga elemen itu saja belum cukup untuk memenuhi syarat terjadinya nyala api pembakaran. Nyala api yang terbentuk dari proses pembakaran merupakan fenomena yang terjadi dalam fasa gas, karena proses pembakaran baru terjadi apabila campuran udara dan bahan bakar sudah berada pada fase yang sama (fase gas). Sehingga pembkaran yang menghasilkan nyala api dengan bahan bakar cair dan padat harus didahuluidengan proses fase bahan bakar menjadi fase gas terlebih dahulu untuk dapat bercampur dengan udara. Untuk bahan bakar cair, proses ini pada umumnya berupa penguapan sederhana dari hasil pendidihan pada permukaan bahan bakar. Pada dasarnya, vaporisasi dari bahan bakar cairan hanya akan terjadi pada tingkat temperature permukaan tertentu dari cairan itu sendiri.Selanjutnya, uap hasil vaporasi tersebut akan bercampur dengan oksigen yang terkandung di dalam udara (oxidizer) untuk membentuk campuran yang dapat terbakar.
Setelah bahan bakar berubah fase menjadi gas dan bersifat mudah terbakar (volatile), bahan bakar akan dengan mudah bercampur dengan udara sebagaioksidator, kemudian ketika reaksi campuran udara dan bahan bakar sudah cukup panas, nyala api akan terbentuk sebagai tanda terjadinya proses pembakaran dengan atau pemantikan menggunakan electrical spark igniter.
Proses Pembakaran di Furnace
Pembakaran gas untuk menghasilkan panas terjadi di dalam furnace pada boiler dengan temperature tertentu yang sangat tinggi. Proses pembakaran dibantudengan suatu system yang dirancang untuk mendukung terjadinya pemanasan yangpaling efesien dan tidak menggangu kelestarian lingkungan sekitar. Proses pembakaran pada kebutuhan pembakaran yaitu bahan bakar, oksigen yang cukup,panas, dan reaksi kimia. Gas yang digunakan dalam proses pembakaran diharapkan dapat terbakar seoptimal mungkin. Oksigen yang cukup perlu diberikan melalui suatu system fan serta system pemantik awal pembakaran dengan desain khusus.
Pembakaran yang terjadi tidak selalu sempurna Proses pembakaran yang terjadi di dalam boiler menggunakan konsep pembakaran tangensial. Bahan bakar dan udara disuplai ke dalam furnace malalui windbox yang terdapat di pojok-pojok boiler. Nozzle yang merupakan tempat keluarnya bahan bakar dan udara diarahkan secara tangssial Bahan Bakar Padat, Cair, Gas
1. LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG (liquefied petroleum gas) adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbonyang berasal dari gas alam.Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya gas berubah menjadi cair.Komponennya didominasi propane (C3H8) dan butana (C4H10).LPG juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana(C2H4) dan pentane (C5H12). Sifat LPG terutama adalah sebagai berikut:
a. Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.
b. Gas tidak beracun, tidak berwarna, dan biasanya berbau menyengat.
c. Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau
silinder.
d. Cairan dapat menguap jika dilepaskan dan menyebar dengan cepat.
e. Gas ini lebih berat disbanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah.
2. LPG terdiri dari campuran utama yang mempunyai komposisi 50% propane(C3H8) dan 50% butana (C4H10) hal ini berdasarkan volume atau mol. Sedikitpersentase hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilen) dan beberapa fraksi C2 yang lebih ringan dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah propan (C3H8), propilen (C3H6), normal dan iso-butan (C4H10), dan butilen (C4H8), serta etil mercapatane sebagai zat pembau. Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk gas namun dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada suhu normal dengan tekanan yang cukup besar. Volume
3.Solar
Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak nabati hasil destilasi dariminyak bumi mentah. Bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih.Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa juga disebut Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel (Pertamina, 2005). Bahan bakar solar
mempunyai sifat-sifat utama, yaitu:
a. Warna sedikit kekuningan dan berbau
b. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal
c. Mempunyai titik nyala yang tinggi (40 °C sampai 100°C)
d. Terbakar secara spontan pada suhu 350°C
e. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 – 0,86
f. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg)
g. Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin.
4. Oli bekas
Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai (lifetime) mesin. Kekentalan/SAE suatu oli mesin bukanlah ukuran mutu suatu oli. SAE hanyalah sebagai pembeda atau kelas kelas suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya. Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif (peluang) yang lebih besar yang dapat menimbulkanoksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing. Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar di dalam oli. Terdapat beberapa macam benda pencemar biasa terdapat dalam oli yakni:
1. Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri daritembaga, besi, chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikelatau magnesium.
2. Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis.Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.
Nilai Kalor Bahan Bakar
Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara menghasilkanpanas.Besarnya panas yang timbulkan jika satu satuan bahan bakar dibakar sempurna disebut nilai kalor bahan bakar (Calorific Value). Berdasarkan asumsi ikut tidaknya panas laten pengembunan uap air dihitung sebagai bagian dari nilai kalor suatu bahan bakar, maka nilai kalor bahan bakar dapat dibedakan menjadi nilai kalor atas dan nilai kalor bawah. Nilai kalor atas (High Heating Value) merupakan nilai kalor yang diperoleh secara eksperimen dengan menggunakan calorimeter dimana hasil pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar uap air yang terbentuk dari pembakaran hydrogen mengembun dan melepaskan panas latennya. Secara teoritis, besarnya nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung bila diketahui komposisi bahan bakar dengan menggunakan persamaan Dulong:
HHV = 33950 + 144200 ()+ 9400 S ………………………..(10) Dimana: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg) C = Persentase karbon dalam bahan bakar H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar O2 = Persentase oksigen dalam bahan bakar S = Persentase sulfur dalam bahan bakar Nilai kalor bawah (Low Heating Value) merupakan nilai kalor bahan bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air.
Umumnya kandunganhidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15% yang berarti setiap satu satuan bahan bakar dan 0,15 bagian merupak hidrogen. Pada proses pembakaran sempurna, air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah setengah dari jumlah mol hidrogennya. Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk pada proses pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada didalam bahan bakar (moisture). Panas laten pengkondensasian uap air pada tekanan parsial 20 kN/m2 (tekanan yang umum timbul pada gas buang) adalah sebesar 2400 kJ/kg, sehingga besarnya nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut: LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) ……………………………………..(11) Dimana: LHV = Nilai kalor bawah (kJ/kg) M = Persentase kandungan air dalam bahan bakar (moisture)
Dalam perhitungan efisiensi panas dari mesin bakar, dapat menggunakan nilai.
kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang meninggalkanmesin tidak terjadi pengembunan uap air. Namun dapat juga menggunakan nilai kaloratas (HHV) karena nilai tersebut umumnya lebih cepat tersedia.Peraturan pengujian berdasarkan ASME (American of Mechanical Engineers) menentukan penggunaannilai kalor atas (HVV), sedangkan peraturan SAE (Society of Automotive Engineers) menentukan penggunaan nilai kalor bawah (LHV). Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit listrik tenaga uap merupakan satu dari jenis pembangkit, dimana pembangkit ini memanfaatkan uap yang dihasilkan oleh boiler sebagai sumber energy untuk menggerakkan turbin dan sekaligus memutar generator sehingga akan dihasilkan tenaga listrik.
Sistem pembangkit tenaga uap yang sederhana terdiri dari empat komponen utama yaitu boiler, turbin uap, kondensor dan pompa kondensat. Skema pembangkit listrik tenaga uap dapat ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar 8. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sumber: Yunus A. Cengel dan Michael A. Boles (1994)
Prinsip Kerja PLTU
Prinsip Kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang merupakan suatu system tertutup air dan kondensat atau air dari hasil proses pengondensasian di kondensor dan air make up water ( air yang dimurnikan) dipompa oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah. Disini air dipanasikemudian dimasukkan oleh daerator untuk menghasilkan oksigen, kemudian air dipompa oleh boiler feed water pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya dialirkan ke pipa untuk dipansakan pada tube boiler.Pada tube boiler, air dipanasi berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada steam drum. Kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater sudah berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi, dan selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu turbin tekanan tinggi, untuksudu turbin menggerakkan poros turbin. Hasil dari putaran poros turbin kemudian memutar poros generator yang dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan energy listrik. Energy listrik yang dihasilkan dari generator disalurkan dan didistribusikan lebih lanjut ke pelanggan.Uap bebas dari turbin selanjutnyadikondensasikan dari kondensor dan bersama air dari make up water pump, pemanas.
Hubungi Kami
Hubungi Kami
PT Indira Mitra Boiler
Email: info@indira.co.id
Email: idmratman@gmail.com
Ratman Bejo
☎️✔081388666204🔥
Comments
No comment yet.