JUAL ROTARY DRYER MULTIFUNGSI
Rotary Dryer Multifunsi Untuk Industri
Mesin Rotary Dryer, Pengering Tepung Serbaguna
Mesin Rotary Dryer merupakan salah satu bukti dari semakin majunya teknologi, terlebih dalam dunia indsutri. Seperti yang kita ketahui, pemakaian mesin untuk dunia industri. Tidak cuma bisa mempercepat prosesnya, namun juga dapat menjaga kualitas produk.
Mesin Rotary Dryer Pengering produk yang akan di keringkan ini bisa dipakai untuk mengeringkan produk berwujud seperti bubuk atau tepung. Contohnya tepung tapioka, tepung terigu, tepung beras dan lainnya. Disamping untuk tepung, alat ini juga bisa mengeringkan hasil pertanian seperti jagung, padi dan yang lainnya, namun durasi proses yang diperlukan tidak sama tergantung jenis bahan.
Mesin Pengering Tepung Kapasitas Besar ini sangat membantu para pelaku usaha dalam proses pengurangan kadar air tepung atau bahan lainnya. Dengan menggunakan mesin ini anda tidak perlu lagi risau dengan masalah iklim. Sehingga anda tetap bisa melakukan proses produksi setiap waktu, walaupun dalam keadaan hujan. Dan dengan memakai mesin ini anda tidak perlu lagi mempersiapkan lahan yang besar untuk mengeringkan produknya .
Untuk jenis dan tipe dari mesin pengering tepung ini sebetulnya ada beberapa tipe, namun kita akan mengupas mesin pengering tepung dengan sistem putar. Apakah Mesin Pengering rotary itu?. Perhatikan ulasan di bawah ini.
Mesin Rotary Dryer merupakan salah satu jenis mesin pengering yang dipakai untuk mengeringkan produk sejenis tepung dan produk yang mempunyai bentuk kecil seperti cacahan limbah plastik sampai pupukdan aspal Mesin ini mempunyai bentuk tabung dengan bagian dalam berbentuk ulir / screw.
Dengan bagian dalam dinding pada tabung yang berulir ini memungkinkan mesin rotary dryer dapat memanaskan bahan baku sekaligus membalik bahan, sehingga produk akan kering secara merata.
Cara Pemakaian Mesin Rotary Dryer
– Nyalakan terlebih dahulu kompor atau pemanas mesin sampai suhu yang diinginkan.
– Tekan tombol On atau Start yang berada pada panel mesin.
– Kemudian masukkan bahan sedikit – sedikit agar tidak terjadi penumpukan.
– Tabung mesin akan berputar dengan sendirinya dan membalikkan bahan baku, sehingga pengeringan akan merata
– Dengan bagian dalam mesin yang mirip baut membuat bahan baku akan keluar dengan sendirinya.
– Tekan tombol Off pada panel mesin jika proses pengeringan telah selesai dilakukan.
Kegunaan Mesin Pengering segala produk tipe Rotary
Seperti yang kita ketahui, fungsi pengeringan adalah untuk menghambat tumbuhnya bakteri sehingga memperlambat pembusukan yang akan membuat produk sedikit lebih awet dan tidak lengket.
Maka dari itu, untuk proses pengeringan produk tepung diperlukan Mesin Pengering Sistem Putar ini. Selain menekan kebutuhan lahan, anda juga bisa melakukan proses pengeringan kapanpun yang anda mau. Dan anda tidak perlu lagi khawatir pada saat musim hujan tiba.
Keunggulan Mesin Pengering Rotary Dryer
1. Konstruksi mesin yang kokoh dan kuat.
2. Bentuk mesin ringkas dan sederhana.
3. Penggunaan yang gampang.
5. Hasil pengeringan lebih optimal dan merata.
4. Dapat mengeringkan berbagai macam produk serbuk maupun produk yang berbentuk kecil, seperti pelet ikan, cacahan plastik daur ulang, dan lain lain.
Spesifikasi Mesin Pengering Tepung Rotary
Mesin Rotary Dryer ini memiliki beberapa kapasitas mulai dari yang 100 kg hingga 300 kg per jam. Untuk yang berkapasitas 100 kg per jam mempunyai dimensi drum 50 x 60 cm dan ketebalan 3 mm. Dan ditopang dengan power tabung sebesar 1500 watt serta blower sebesar 1 HP.
Dapat menghasilkan temperatur mulai dari 100 hingga 250 derajat. Dan untuk bahannya sendiri memakai 2 jenis material, yaitu plat besi dan stainless steel.
Stainless steel sangat cocok untuk memproses bahan yang bisa dikonsumsi karena tidak dapat berkarat dan sudah standar nasional untuk makanan. Sedangkan plat besi cocok dipakai untuk memproses bahan yang tidak bisa dikonsumsi, seperti cacahan plastik yang akan didaur ulang
Penelitian ini didorong oleh permasalahan riil yang muncul di kalangan pengarjin tepung mocaf“ Pengrajin di sentra tersebut mengalami permasalahan pengeringan tepung mocaf terutama ketika musinm penghujan, namun permasalahan yang lebih mendasar lagi adalah tidak homogennya kadar air tepung mocaf yang dihasilkan baik ketika kondisi musim kemarau atau musim penghujan yang disebabkan oleh karena sistem pengeringan yang digunakan masih sangat sederhana. Hal tersebut diatas dapat diatasi dengan menggunakan penegringan sistem flash dryer.
Penelitian diawali dengan proses desain prototype flash dryer, dalam proses desain beberapa hal yang diperhatikan adalah kapasitas bahan baku yang dapat diangkut oleh screw transporter, sistem pemanasan yang mampu menghasilkan pengeringan yang seragan dan besarnya kecepatan udara pengering yang diperlukan. Dari hasil penelitian, didapatkan prototype flash dryer dengan screw transporter berpenggerak motor listrik 3 HP, dengan blower untuk memasukkan udara pengering berdaya 370 W, sistem.
pembangkitan panas dalam flash dryer hasil rancangan menggunakan type shell and tube dengan sumber panas dari LPG. Prototype dirancang untuk mengeringkan tepung mocaf basah dengan kapasitas 10 kg/jam. Kata kunci : tepung mocaf; flash dryer; prototype. Pendahuluan Tepung mocaf sebagai bahan alternatif pengganti terigu mempunyai peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Dari sisi permintaan, kebutuhan akan pasar terigu kian meningkat seiring dengan perubahan pola konsumsi makanan masyarakat yang kian modern. Demikian juga dengan semakin menjamurnya berbagai jenis industri dan usaha pengolahan makanan, dari skala besar sampai penjual eceran, terutama sejak krisis ekonomi.
Sementara dari sisi pasokan, tepung mocaf yang berbahan baku ubi kayu, salah satu tanaman pangan yang secara tradisional sudah lama dikembangkan di Indonesia, juga mempunyai potensi yang cukup besar. Luasnya lahan yang potensial untuk ditanami ubi kayu (karena kesesuaian geografis), kemudahan teknik budidaya, serta jumlah tenaga kerja yang bisa digerakkan, membuat tidak terlalu ada masalah dari sisi pasokan Keinginan konsumen terhadap produk pangan yang diwujudkan dalam mutu produk tidak hanya mencakup nutrisi, tetapi juga mencakup keamanan, kemudahan pemakaian, dan imajinatif. Pangan tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan biologis. Dengan adanya pergeseran paradigma tersebut, maka tuntutan konsumen menjadi semakin penting dan menentukan perkembangan teknologi (arah dan jenisnya) serta inovasi makanan yang
tersedia di pasar.
Kebutuhan tepung secara nasional terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun 1995 sampai dengan 2004, konsumsi terigu nasional untuk berbagai industri terus mengalami pertumbuhan, kecuali pada tahun 1998 yang pertumbuhannya negatif, karena krisis ekonomi. Selama kurun tersebut pertumbuhan ratarata sebesar 5.84% per tahun, dan bahkan mencapai sekitar 7.00% pada lima tahun terakhir. Dengan pertumbuhan tersebut, konsumsi tepung terigu nasional mencapai lebih 1,7 juta ton per tahun pada tahun 2004. Sementara itu, data dari Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) justru menunjukkan angka yang jauh lebih besar. Menurut Aptindo, kebutuhan konsumsi terigu nasional pada tahun 2004 mencapai 3.334.108 ton, Simposium Nasional RAPI XII – 2013 FT UMS ISSN 1412-9612 M-75 dengan tingkat pertumbuhan mencapai 6 %. Dengan angka pertumbuhan ini, maka pada tahun 2007 kebutuhan tepung terigu akan meningkat sampai 3.700.000 ton. Dari konsumsi ini, 65 persen adalah pasar Usaha Kecil dan Menengah, dengan penggunaan terbesar untuk produk mie (instant dan wet).
Peningkatan kebutuhan akan terigu ini selain dipicu oleh perubahan pola konsumsi masyarakat, juga dipicu oleh menjamurnya usaha pengolahan makanan, terutama pasca krisis ekonomi 1998. Kebutuhan modal kerja yang tidak terlalu besar, ditambah dengan tingginya permintaan akan produk makanan olahan membuat usaha pengolahan makanan, khususnya usaha kecil dan yang bersifat cepat saji semakin menjamur.
Sementara itu permintaan yang semakin meningkat ini ternyata tidak diimbangi oleh ketersediaan bahan baku yang memadai. Jenis tepung terigu yang selama ini beredar di pasaran sebagian besar adalah berbahan baku gandum. Padahal, gandum adalah jenis tanaman sub-tropik, yang tidak terlalu sesuai dengan iklim dan kondisi geografis di Indonesia. Meskipun sudah seringkali diupayakan, namun sampai sekarang belum ada upaya budidaya gandum yang bisa berkembang secara ekonomis.
Hal ini membuat ketergantungan industri tepung nasional terhadap bahan baku impor sangat besar Akibatnya ketika harga gandum di pasar impor meningkat tajam akibatnya tingginya permintaan pasar dunia akan produk pangan biji-bijian, membuat harga tepung didalam negeri juga meningkat tajam Situasi ini mengakibatkan berbagai dampak negatif terhadap industri makanan didalam negeri Banyak,
industri pengolahan makanan besar yang harus menunda rencana pengembangan usaha, bahkan membatalkanrencana investasi. Sementara industri yang lebih kecil skalanya banyak yang nasibnya lebih tidak beruntung, sehingga mereka harus menutup usahanya karena tidak mampu mensiasati kenaikan biaya produksi ini.
Karena itu, keberadaan tepung mocaf sebagai alternatif dari tepung terigu, akan bermanfaat bagi industri pengolahan makanan nasional. Jenis dan karakteristik yang hampir sama dengan terigu, namun dengan harga yang jauh lebih murah membuat tepung mocaf menjadi pilihan yang sangat menarik. Berbagai jenis produk olahan tepung terigu yang bisa digantikan oleh tepung mocaf, juga membuat transisi pengguna kepada tepung.
mocaf tidak sulit untuk dilakukan. Secara global, proses produksi dimulai dari pengupasan ketela hasil panen danpengupasan ubi kayu pembelian dari petani yang lain. Hasil kupasan kemudian dipotong dan direndam untuk difermentasikan sebelum kemudian dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan menghamparkan hasil fermentasi dan dijemur di bawah sinar matahari langsung. Dengan penjemuran di bawah matahari, maka jelas tingkat homogenitas kadar air yang dihasilkan tidak bisa homogen , disamping itu pengringan sangat tergantung pada cuaca, inilah permasalahan riil yang dihadapi oleh para pengrajin.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini diteliti mengenai rekayasa sistem pengeringan bertipe flash dryer dan sistem pembangkitan panas serta bahan bakar yang tepat untuk mengatasi masalah pengeringan tepung mocaf. Secara teoritis, pengeringan adalah suatu proses penguapan kandungan air dari suatu produk, sampai mencapai kandungan air kesetimbangan. Air yang diuapkan tersebut, merupakan air bebas yang terdapat pada permukaan produk maupun air terikat yang berada dalam produk. Pengeringan bisa diartikan juga proses pemindahan/pengeluaran kandungan air bahan hingga mencapai kandungan tertentu agar kecepatan kerusakan bahan dapat diperlambat. Pada proses penguapan air tersebut, membutuhkan energi.
Dengan meningkatnya energi dalam wadah pengeringan produk, maka terjadi penguapan yang diikuti dengan pengikatan kandungan air pada udara pengering. Pada prinsipnya, pengeringan dipengaruhi oleh kecepatan udara pengering, suhu udara pengering dan kelembaban udara. Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran yangmemanfaatkan sinar matahari atau dengan cara buatan. Pengeringan buatan di samping untuk mengatasipengaruh cuaca, kelembaban nisbi yang tinggi sepanjang tahun juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu hasil pengeringan. Pada proses pengeringan banyak faktor yang perlu diperhatikan, seperti iklim dan bahan baku, yang akan mempengaruhi waktu dan perolehan pengeringan. Berdasarkan prosesnya dikenal dua macam
pengeringan yaitu pengeringan secara alami dan secara mekanis atau buatan.
Hubungi Kami
PT. INDIRA MITRA BOILER
☎️✔081388666204🔥
Comments
No comment yet.