Blow Down adalah metode normal yang digunakan untuk membuang akumulasi padatan tersebut dari Boiler. Jika proporsi padatan( Terlarut dan tak terlarut
JUAL BOILER STEAM
STANDAR OPERASIONAL KETEL UAP
Proses Penukar Ion
Air sungai dan air tanah mula-mula ditampung di bak tarik yang dilengkapi pompa untuk dialirkan ke bak pencampur dan diberi tawas sebagai flokulan.
Air yang telah diberi tawas dialirkan ke bak penggumpal untuk memberi waktu flokulasi pengotor dalam air.Air dengan flok-flok pengotor dialirkan ke bak pengendap agar flok-flok yang terbentuk turun dan terpisah dari air.
Air yang keluar dari bak pengendap sudah jernih tapi masih ada pengotor yang melayang,oleh karena itu air kemudian disaring dengan saringan untuk memisahkan partikel ini.
Air yang telah disaring masih mengandung zat-zat terlarut yang menimbulkan kesadahan.Untuk menghilangkan pengotor yang terlarut ini digunakan zat yang dapat menyerap ion-ion dalam larutan tersebut. Dengan ion exchanger, diharapkan air yang akan digunakan pada proses memiliki kesadahan sesedikit mungkin bahkan 0 agar tidak menimbulkan kerak.
Kondisi Peralatan Penukar Ion
Proses penghilangan ion-ion yang terlarut dalam air dapat melibatkan penukar kation (cation exchanger) yang berupa resin Na (R-Na). Proses-pertukaran-ion natrium merupakan proses yang paling banyak digunakan untuk melunakkan air.
Dalam proses pelunakan ini, ion-ion kalsium dan magnesium disingkirkan dari air berkesadahan tinggi dengan jalan pertukaran kation dengan natrium. Bila resin penukar itu sudah selesai menyingkirkan 346 sebagian besar ion kalsium dan magnesium sampai batas kapasitasnya, resin itu di kemudian diregenerasi kembali ke dalam bentuk natriumnya dengan menggunakan larutan garam dengan pH antara 6 sampai 8. 2
PROSEDUR OPERASI STASIUN BOILER
Garis Panduan Dan Prosedur Operasi Stasiun Boiler Bagian ini meliputi peralatan sebagai berikut :
Boiler,
Feed water Pump,
Water Softener,
Dearator,
Feed Water Tank,
Softener Pump,
Dearator Pump,
Chemical Dosing Pump.
Sebelum setiap peralatan dijalankan dibagian ini, sangat penting dilakukan pemeriksaan seluruh peralatan dan memastikan dalam kondisi yang bagus.
a. Periksa seluruh katup ( Valve ) diboiler dalam keadaan tertutup, kecuali katup untuk Superheater drain dan katup air umpan.b. Periksa ID fan FDF & SAF seperti Casing, Rotor, Bearing, Van Belt, baut longgar atau tidak dan sebagainya.
c. Periksa level air digelas duga ( Gauge Glass ) dan pastikan level air sekitar separuh glass. Bersihkan gelas duga dan kerangkanya.
d. Periksa manometer ( Pressure Gauge ) dan catat, apakah ada tekanan atau tidak.
e. Periksa bagian dalam dapur ( Furnance ) untuk memastikan telah dibersihkan dan seluruh Fire Grade dan dinding dalam kondisi baik.
f. Periksa katup pembuangan ( Blow Down ) tertutup.
g. Periksa air di Feed Water Tank dan isi jika kurang.
h. Periksa seluruh katup pompa dan air umpan ( Feed Pump ), Deaerator dan Softener. Hanya katup ke Softener saja yang harus terbuka untuk pangisian air ke tanki.
2. Menjalankan ( Menaikkan Steam )
Dipastikan api diruangan bakar telah ditarik keluar dan boiler dihentikan pada malam sebelumnya dan tekanan masih ada dimanometer. Katup pada drain Superheater harus terbuka untuk mencegah Overheating.
a. Buka kran Blow Down dan lakukan Blow Down 2 atau 3 kali selama kurang lebih 15 detik.
b. Periksa level air di gelas duga, dan harus sekitar 1/2.
c. Nyalakan Api.
d. Setelah api menyala, buka dumper kira-kira ¼.
e. Naikkan secara perlahan tekanan uap hingga tekenan kerja boiler. Perhatikan level air tidak boleh melebihi batas yang terlihat pada gelas duga. Jika level air melebihi batas, tutup kran air umpan. Blow down dilakukan jika level air masih tetap tinggi.
f. Atur pemasukan bahan bakar secara merata.
g. Jika tidak ada steam pada Manometer Boiler, maka bahan bakar harus dikurangi agar panas merata diseluruh Boiler. Pada saat ini fan harus dimatikan sampai ada tekanan. Waktu yang diperlukan menaikan steam tergantung temperature yang ada di boiler.
h. Jika Boiler dihentikan selama 24 jam dan boiler masih dalam keadaan hangat diperlukan waktu sedikitnya 6 jam pengapian tanpa Fan dengan Damper ID Fan terbuka ¼ sampai tekanan terlihat pada manometer.
i. Jika Boiler dalam keadaan dingin waktu pengapian tanpa Fan sekitar 8 jam.
PERINGATAN : HAL YANG HARUS SELALU DIINGAT, PENGAPIAN YANG PERLAHAN DAN MERATA AKAN MEMPERPANJANG UMUR BOILER.
3. Pengaliran Uap ( Steam ) Dari Boiler
a. Pompa Steam.
1) Buka kran By- pass pada steam trap dari pipa steam ke pompa.
2) Buka kran Drain pada Exhaust dari steam Feed Pump.
3) Buka sedikit Kran steam diboiler agar steam mengalir.
4) Setelah 3 atau 4 menit, Buka secara perlahan kran steam hingga penuh. 5) Tutup kran by-pass serta periksa kerja steam trap.
6) Buka kran Section pada pompa Feed water. 7
7) Panaskan Feed water pump dengan membuka sedikit kran steam, pada saat steam sudah mulai keluar, tutup kran drain perlahan sampai air tidak ada lagi.
8) Setelah air tidak ada, buka kran pompa ke boiler. Jalankan Pompa dan periksa level air diboiler.
b. Pipa Induk Steam ( Steam Range ).
1) Buka seluruh kran by-pass pada steam trap.
2) Buka sedikit kran induk Boiler agar steam mengalir beberapa menit.
3) Ketika steam telah keluar dari kran by-pass, tutup kran tersebut tetapi tidak rapat.
4) Buka perlahan – lahan kran induk( main steam stop valve ) hingga terbuka penuh.
5) Tutup kran by-pass pada pipa Induk dan pastikan steam trap bekerja.
6) Pastikan tekanan boiler tetap stabil 17 s.d 17.5 kg/cm2. Catatan : Jika pipa induk dihubungkan dengan dua, tiga atau empat Boiler prosedur yang harus dilakukan :
1) Tekanan dari boiler yang mau masuk harus sama dengan tekanan yang telah ada.
2) Buka seluruh kran by-pass pada pipa induk dan steam turbine. Buka sedikit kran induk boiler, Setelah beberapa menit buka perlahan-lahan kran induk hingga penuh, kemudian tutup kran drain dan periksa steam trap.
PERINGATAN : TIDAK BOLEH MEMBUKA KRAN BOILER KE PIPA INDUK STEAM, JIKA TEKANAN TIDAK SAMA.
4. Penghentian
a. Hentikan pemasukan bahan bakar ke boiler.
b. Matikan turbine uap( Steam Turbine ) dan buka kran by-pass.
c. Biarkan level air di Gelas Duga sampai menacapai 1/2.
d. Tutup seluruh kran di Engine Room. Buka kran Soot Blower dan bersihkan pipa bagian dalam boiler.
e. Tutup kran Induk Boiler dan pendukungnya dan juga seluruh kran di Feed water Pump.
f. Buka seluruh kran drain pada pipa Induk dari ruang Boiler hingga ruang mesin.
g. Isi air di feed Tank dan tutup seluruh kran air yang keluar. h. Drain pada superheater perlu dibuka setelah boiler dimatikan tetapi sebelum kran Induk ditutup. Tujuannya agar terjadi sirkulasi didalam pipa Superheater.Kran terbuka hingga terdengar suara steam.
5. Operasi
Seluruh peralatan ruang di Boiler harus selalu diperhatiakan selama proses operasi dan perhatian yang tetap harus terus diberikan mulai Assisten sampai dengan Boiler Attendant :
a. Pastikan pasok( supply) air bersih cukup selama proses tanki air selalu penuh.
b. Pastikaan air selalu melawati Softener dan bukan melalui by-pass. Air yang sadah harus diturunkan hingga tingkat yang paling mungkin( Kesadahan / Hardnees < 5 ppm ). 9
c. Pastikan air umpan Boiler mendekati 1000 C dan tidak kurang dari 900 C. d. Pastikan daerah deaerator berfungsi dengan baik sepanjang waktu dan jangan sampai di by-pass. Pertahankan level air pada separuh gelas duga dan pastikan kebocoran pada pompa hanya sedikit saja.
e. Pertahankan aliran air yang stabil dari pompa ke Boiler.
Jangan menjalankan dan mematikan pompa tetapi pertahankan pengendalian dengan menggunakan otomatis Regulator / mengatur pembukaan kran.Kran harus terbuka agar tekanan yang stabil dijalur Discharge dapat dipertahankan.
f. Pertahankan selalu level air Boiler pada posisi gelas duga.
g. Jangan biarkan Boiler mengepul ( mengeluarkan asap hitam )
h. Atur pembakaran terus berkelanjutan dan semerata mungkin.
i. Jangan biarkan bahan bakar menumpuk didalam Boiler. Pertahankan ketebalan bahan bakar sekitar 6 inci.
j. Pada saat bahan bakar boiler dimasukkan dengan tangan, Tutup pintu setelah selesai memasukkan bahan bakar.
k. Bersihkan lantai ( Fire Grate ) secara teratur sepanjang operasi.
l. Kendalikan Dumper dan pengapian agar tekanan steam dapat dipertahankan.
m. Pertahankan kestabilan Tekanan Steam setiap saat.
6. Keadaan Darurat
a. Level Air Hilang Di Gelas Duga.
1) Uji gelas duga untuk mengetahui penuh atau kosong, jika penuh hentikan pompa dan lakukan Blow Down. Jika kosong dan air tidak terlihat pada saat diuji, segera matikan api.
2) Matikan seluruh ID ( Induced Draft ) Fan dan FD ( Forced Draft ) fan.
3) Tarik api keluar.
4) Jangan memompa air ( memasukkan air ) kedalam Boiler.
5) Tutup kran induk dan kran untuk steam Pump dan Shoot Blower.
6) Segera informasi Manajer untuk tindakan Selanjutnya.
b. Pipa Bocor – level Air Di gelas Duga Masih Terlihat.
1) Matikan pengapian ( hentikan bahan bakar )
2) Matikan IDF dan FD Fan.
3) Tarik api keluar.
4) Pompa Air agar level air dapat dipertahankan.
5) Angkat tuas untuk Safety Valve agar tekanan Boiler berkurang.
6) Informasikan kepada manager untuk tindakan selanjutnya.
7. Operasi Rutin Sehari-hari
a. Blowing Down Jumlah air yang harus di Blow Down harus dilakukan sesuai dengan instruksi harian manager.
b. Gelas Duga ( Gauge Glass )
1) Gelas duga harus diuji setiap giliran( Shift ) sebanyak 2 kali dengan prosedur yang benar.
2) Jangan pernah level air hilang dari gelas Duga.
8. Umum
a. Ruang boiler dan peralatan harus diuji secara lengkap pada saat pertukaran giliran ( shift )dan selama Operasi.
b. Seluruh Gelas Duga harus diuji oleh Assisten/ mandor dan dicatat sedikitnya satu kali dalam tiap giliran ( shift ).
c. Manometer Boiler harus selalu diamati (jika terjadi kesalahan harus dicatat) Manometer yang rusak harus segera diganti.
d. Kondisi batu api dan batu bata harus diperiksa dan kondisi ruang bakar harus selalu diperiksa dan dilaporkan.
e. Pompa air umpan Boiler harus selalu diperiksa dan pompa cadangan harus selalu siap sedia untuk beroperasi.
f. Tekanan dan temperatur air umpan Boiler harus selalu diperiksa dan dicatat.
g. Deaerator harus selalu diuji apakah berfungsi dengan baik.dan pompa deaerator harus diperiksa.
h. Seluruh bagian pompa harus diperiksa agar tidak tejadi kebocoran seperti dari Gland packing, Flange dsb.
i. Setiap gangguan operasi yang dilaporkan Boiler operator harus dicatat dan di tindak – lanjuti.
9. Pencatatan
Buku harian harus selalu diisi oleh boiler Operator dan dipastikan terus dilaksanakan. Buku tersebut berisi antara Lain :
a. Waktu / saat Boiler di hidupkan.
b. Waktu dibebani dan tidak dibebani.
c. Waktu penghentian. d. Rincian Blow Down.
e. Temperatur air Umpan dan tekanan Boiler.
f. Penambahan bahan kimia ( oleh bagian boiler berkoordinasi dengan bagian Laboratorium )
g. Beban pada seluruh fan, Feeder dsb. h. Pembersihan pipa ( Shoot Blowing ). i. Pengorekan Abu / kerak.
10. Tugas Anggota di Ruang Boiler
a. Boiler Operator
1) Bertanggung jawab terhadap seluruh Instalasi dan kepada Assistan/Mandor.
2) Mengoperasikan Boiler secara efisien dan aman setiap saat dan mempertahankan level air dan tekanan steam serta prosedur operasi yang benar.
3) Memastikan pengapian dan tugas pambersihan dilaksanakan oleh Fireman.
b. Tugas Secara Umum :
1) Memelihara kebersihan peralatan dan lingkungan kerja.
2) Memastikan mesin beroperasi secara benar dan mutu terus dipertahankan.
3) Mempertahankan pencatatan operasi mesin seperti jam mulai, jam berhenti serta sebab jika berhenti dsb.
4) Memberitahukan Assisten/ mandor yang bertugas jika terjadi gangguan atau kerusakan mesin.
5) Mencatat temperatur air umpan dan tekanan boiler dan memastikan hal ini terus dilaksanakan.
6) Melaksanakan setiap prosedur operasi yang telah di gariskan oleh pimpinan atau instruksi yang diberikan oleh Assisten/ Mandor yang bertugas.
7) Karyawan bagian stasiun Boiler harus tetap berada di stasiun Boiler pada saat jam kerja kecuali ada keperluan/tugas lain demi kelancaran proses produksi
8) Keutuhan peralatan/perlengkapan kerja di Stasiun Boiler harus dijaga.
11. Titik Penting
Titik penting yang harus diperhatikan dalam pegoperasian Boiler :
a. Pengapian ( firing )
b. Pembentukan kerak dan pembuangan Abu.
c. Pengendalian tarikan udara ( Draft Control ) d. Level air.
e. Air Umpan ( feed Water )
f. Shoot Blowing
g. Blow Down h.
Fan Dan Dinding. 14
Penjelasan :
a) Pengapian ( firing )
Operator yang mengoperasikan Boiler harus terlatih untuk memahami pengontrolan ruang pembakaran dan juga mamahami akibat-akibat atau efek yang di timbulkan oleh operasi pabrik yang bermacam-macam.Pada saat terjadi perubahan kebutuhan steam, Operator harus mampu mengantisipasinya dan mempersiapkan agar keadaan ini dapat diatasi. Pengapian yang benar mencakup: Pemasukan bahan bakar dalam jumlah yang cukup, mempertahankan persedian steam yang mencukupi, mengantisipasi kebutuhan steam dan mengatur kondisi pembakaran yang benar diruang bakar, konsisten terhadap pengoperasian yang benar agar kerusakan pada Fire grade dan dinding ( Refractory ) dapat di cegah.
Ketebalan bahan bakar yang paling bagus adalah yang sedang dengan permukaan yang merata dan tidak ada bagian yang kosong atau sangat tipis. Lapisan yang tebal cenderung membentuk kerak ( Clinker ) dan asap, dan juga bahan bakar banyak yang tidak terbakar sehingga terbuang. Dengan tarikan udara dan kondisi pengapian yang rendah diperlukan bahan bakar yang tipis.Jika Fibre dan Shell dipergunakan sebagai bahan bakar.Keduanya harus bercampur agar tidak terbakar secara terpisah dalam jumlah yang besar. Hal ini akan mengurangi terbentuknya kerak dan bahan bakar tersebar merata.
Dalam pembakaran bahan bakar mungkin seluruh area Fire Grate dilapisi sehingga menghambat pengaliran udara untuk pembakaran.Hal ini suatu kasus yang Ekstrim oleh karena itu kondisi Optimum harus terjadi di dalam ruang pembakaran dan pengisian bahan bakar harus benar- benar diperhatikan.Pembakaran yang benar memberikan Utilitas bahan bakar yang terbesar dan sangat erat kaitannya dengan pengontrolan Draft dan pembentukan kerak. Dengan dapur pada temperatur operasi yang tepat sekitar 1090/12000 C, Fibre kebanyakan terbakar lebih dulu dan shell turun ke Fire Grate yang membentuk suatu lapisan.
Lapisan ini tidak boleh lebih dari 4-6 Inci. Pada saat pemasukan bahan bakar melalui pintu untuk mulai menghidupkan Boiler, temperature di ruang bakar masih rendah dan bahan bakar akan lebih tebal di Fire Grate, ketebalan bahan bakar harus tidak boleh melebihi 18 inci ( 45.7 cm ). Bahan bakar harus tetap rata dan tidak menumpuk di depan pintu serta hindarkan terjadi pembakaran di sana.
Warna asap yang keluar dari Chimney jika pengapian boiler benar adalah hampa transparan agak kecoklatan. Jika asap bewarna hitam, hal ini menunjukkan pengapian tidak menentu atau kurang udara dari Secondary Fan, dan jika warna putih menunjukkan kelebihan udara dari Secondary fan. Asap yang keluar dari Chimney harus terus di monitor oleh operator.
b) Pembentukan kerak ( Clinker ) dan Pembuangan Abu.
Kerak terbentuk diruang bakar karena menyatunya abu akibat menerima temperature yang tinggi dan jumlahnya tergantung pada bagaimana pengaturan bahan bakar dan pembakaran diruang bakar.Di pabrik sawit, Shell sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan kerak dibandingkan dengan Fibre. Oleh karena itu pencampuran Shell dan Fibre lebih baik dari pada masing-masing terbakar sendiri karena akan mengurangi terbentuknya kerak yang besar.
Kerak terbentuk karena abu terpisah dari karbon dan diproduksi sedikit demi sedikit. Akibat dari temperatur tinggi, kerak meleleh dan menjadi saling melekat satu sama lain sehingga menjadi potongan besar yang melekat di Fire bar yang panas atau dinding ruang bakar. Pengorekan api dengan pengaruk mengakibatkan potongan – potongan abu yang kecil saling bergerak dan menyatu satu sama lainnya dan cendrung turun ke fire grade. Jika Fire Grade panas, kerak melekat dan perlahan-lahan menjadi dingin karena udara dari Ash Pit. Dan jika Fire Grade sangat panas, abu yang meleleh akan menyebabkan penyumbatan di Fire Grade sehingga udara tertahan. Kerak yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan pada dinding karena kerak cendrung menempel di dinding ruang bakar.
Dengan api yang tipis, abu dilepaskan dari bahan bakar yang terbakar dan jatuh ke zone yang lebih dingin di daerah Fire Grade yang akhirnya menemukan jalan keluar melalui rongga udara antara Fire Grade denga Ash Pit. Hal ini mengakibatkan kerak yang terbentuk sedikit atau tidak ada. Api yang tebal merupakan sumber pembentukan kerak yang paling subur dan factor penghambat aliran udara yang paling besar, udara yang masuk dari Ash pit ke bahan bakar kurang.
Hal ini mengakibatkan sebagian Fire Grade menjadi lebih panas yang merupakan kondisi ideal terbentuknya kerak. Selanjutnya abu yang terbentuk juga tidak dapat menemukan jalan ke luar ke Ash Pit dan akan membentuk kerak. Lebih jauh lagi, sumber terbentukya kerak adalah terlalu banyak gangguan pada pengapian. Seorang operator yang cermat dalam pemakaian pengaruk akan mengangkat banyak abu dan memberikan hasil yang memuaskan untuk mengurangi terbentuknya kerak,aturan umum yang harus diikuti adalah :
1) Shell dan Fibre harus tercampur dengan baik.
2) Api harus tipis.
3) Bahan bakar harus terbakar pada selang yang pendek.
4) Pemakaian penggaruk harus secara cermat.
c) Pengendalian Tarikan Udara ( Draft Control )
Udara sangat diperlukan udara tersebut harus melalui bahan bakar yang berasal dari bawah Fire Grate. Jumlah udara yang dihasilkan oleh Forced Draft( FD ) Fan harus seimbang dengan jumlah yang harus ditarik oleh Induced Draft( ID ) fan, Sehingga kondisi tarikan udara didalam ruangan bakar menjadi seimbang. Pada saat pengorekan abu Dumper Controller harus dalam posisi “ manual “.
Pintu dibuka hanya pada saat pengorekan abu / kerak atau pegerukan bahan bakar agar merata. Selama Operasi, Kondisi tarikan udara( Draft ) harus dipertahankan agar menghasilkan tekanan negative didalam ruang bakar. Dengan pengendalian tarikan udara yang otomatis tekanan dipertahankan pada -5 s/d -10 mm H2O Jika tekanan FD fan lebih besar dari ID Fan maka akan terjadi tekanan positif didalam ruang bakar. Hal ini akan menghasilkan Overheating yang serius pada Fire Grade dan juga bahaya penyemburan keluar api dalam ruang bakar.
Pembakaran yang efisien hanya dapat dihasilkan, jika kondisi tarikan udara benar.
d) Level Air
Level air harus dipertahankan pada pertengahan gelas duga pada saat boiler beroperasi. Gelas duga sangat penting untuk diperiksa apakah kondisinya baik dan menunjukkan level air yang benar.
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1) Tutup kran steam, tutup kran air, buka kran drain untuk mengosongkan gelas.
2) Buka kran Drain, buka kran steam dan lihat gelas apakah ada steam, tutup kran steam.
3) Buka kran drain, buka kran air dan lihat gelas apakah ada air. Tutup kran air. 4) Tutup kran drain, buka kran steam dan air. Periksa apakah air digelas terlihat naik untuk menunjukkan level air. Pengujian ini bertujuan memastikan gelas duga bekerja dengan baik.
1) Low water
a) Penyebab utama kecelakaan boiler dan juga biaya perbaikan yang mahal adalah akibat dari boiler beroperasi dengan air yang kurang. Oleh karena itu, seluruh personil di ruang Boiler harus sudah terbiasa melakukan tindakan yang harus dilakukan.
b) Dalam kondisi kerja normal, lampu yang harus menyala adalah bewarna hijau. Jika suatu saat tiba-tiba terjadi kebutuhan steam yang mendadak, level air mungkin mengalami gejolak hebat dan menunjukkan 1st low( lampu menyala ). Jika hal ini terjadi, Pastikan pompa air umpan( Feed Water Pump ), Kontroler dan check Valve bekerja dengan normal dan baik.
c) Jika sirene terus berbunyi dan lampu di panel menunjukkan warna merah, maka level air sudah mancapai 2nd low. Periksa level air di gelas duga dan jika air masih terlihat dan segera ambil tindakan.
1. Hidupkan pompa air umpan cadangan dan buka kran By – pass. Jalankan pompa maksimum hingga level air normal.
2. Selidiki penyebab kekurangan air dan atasi segara.
3. Jangan menghentikan pompa cadangan sampai pompa air utama dan kontroler bekerja dengan normal.
4. Jika air tidak terlihat sampai ke boiler, Boiler harus segera dihentikan dan menghentian dalam keadaan darurat harus dilakukan sebagai berikut :
a. Matikan api dan tarik keluar. Hentikan semua fan dan tutup dumpernya.
b. Tutup kran induk steam dan turunkan tekanan dengan cara naikkan tuas safety valve dengan tangan dan buka Drain untuk Superheater.
c. Setelah api dikeluarkan dan tidak ada lagi pembakaran buka pintu, pintu Ash pit dan Dumper, biarkan boiler dingin secara alami.
2) Ledakan Pipa ( Brush Tube )
Ledakan pipa terjadi akibat gangguan pada pipa sehubungan dengan Overheating setempat yang di sebabkan oleh pembentukkan kerak atau akibat mekanikal, tindakan segera yang harus diambil adalah :
a) Hentikan api dan tarik keluar dan jalankan pompa air cadangan hingga keluaran yang maksimum sehingga mencukupi untuk mempertahankan level kerja.
b) Isolasi Boiler dengan menutup kran induk dan turunkan tekenan steam melalui safety Valve dan buka seluruh kran drain untuk Shoot Blower.
c) Setelah api ditarik, seluruh fan harus tetap beroperasi dan Dumper harus terbuka agar ruang bakar( Furnace ) dapat
didinginkan. Untuk mencegah kerusakan, level air harus dipertahankan hingga ruang bakar menjadi dingin dan harus diingat bahwa dinding masih menahan panas dalam periode waktu tersebut.
3) High Water
Kondisi High Water di Boiler ditunjukkan oleh bunyi sirene dan lampu warna putih dipanel, meskipun hal ini tidak berbahaya tetapi merupakan factor pendorong yang kuat terhadap terikutnya air( Carry Over ) dan bahan kimia( Priming ) ke Turbine dan mesin. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya kerak pada turbine dan adanya air akan merusakkan sudu-sudu Turbine.
a) Kondisi ini dapat menjadi sementara tergantung pada Fluktuasi beban Boiler, tetapi jika tetap berlaku dan level air di gelas duga menunjukkan kenaikkan, maka harus dilakukan Blow Down hingga kondisi normal dapat dicapai dan hentikan pompa bila perlu.
b) Level air yang benar di Boiler tidak dapat hanya berdasarkan sirene dan lampu secara visual meskipun alat ini penting di boiler, akan tetapi tidak dapat menggantikan GELAS DUGA karena hanya alat ini yang secara akurat menunjukkan level air yang benar.
e) Air Umpan ( Feed Water )
Boiler harus diisi dengan air yang murni, akan tetapi hal ini tidak mungkin diperoleh oleh karena itu ditambah bahan kimia agar dapat dipakai sebagai air umpan boiler.
Tujuan pengolahan air Boiler adalah
1) Mencegah terjadinya karat( korosi ) pada Boiler maupun pipa uap kondensat.
2) Mencegah terbentuknya kerak( Scale ) dan lumpur( Sludge ) karena hal ini akan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pipa dan Overheating.
3) Mencegah terjadinya Carry – Over dimana air terikut dengan uap. Carry- Over terjadi antara lain disebabkan oleh factor mekanikal seperti Fluktuasi beban mendadak & besar. Operasi diatas kapasitas( Over Load ), permukaan air boiler terlalu tinggi, alat pemisah steam yang kurang baik sedangkan kimiawi seperti kandungan zat padat tersuspensi terlalu tinggi, zat padat terlalu tinggi, alkalinity terlalu tinggi, silica terlalu tinggi dan adanya bahan organic seperti minyak dan lain-lain.
4) Menyempurnakan efisiensi Boiler secara maksimal dan menghemat bahan bakar. Salah satu factor yang harus di perhatikan adalah terjadinya korosi di bagian-bagian pipa atau drum Boiler. Dimana gas terlarut terutama oksigen mempunyai factor yang dominan.Untuk menghilangkan Oksigen, air umpan harus dipanaskan sepanas mungkin, tetapi harus disesuaikan dengan
kemampuan pompa. Air umpan yang direkomendasikan harus mempunyai temperature sedikitnya 950 C selain itu, hal ini agar mengurangi kejutan panas( Thermal Shock ) jika dipompakan ke Boiler. Air di dalam tanki air umpan harus selalu penuh dan mencukupi untuk 90 menit kapasitas operasi boiler.
f) Shoot Blower
Shoot Blower diperlukan untuk membersihkan bagian luar pipa-pipa Boiler, untuk operasi yang efisien, Shoot Blower harus dioperasikan sedikitnya satu kali dalam setiap giliran ( Shift ) dan harus secara berurutan mulai dari depan kebelakang( mulai ruang bakar hingga bagian belakang ) masing-masing selama 25 detik. Sebelum melakukan Shoot Blowing kondensat harus dibuang dan tekanan pada Superheater 17 – 17.5 kg/cm2 .Jika mungkin dilakukan sebelum beban boiler penuh.
g) Blow Down
Air umpan untuk boiler masih banyak mengandung zat-zat yang menyebabkan ketidak – murnian( Impurity). Dengan pengolahan air yang tetap, padatan( terlarut atau tak terlarut / Dissolved atau Undissolved ) didalam air boiler akan segera mengendap di pipa atau Boiler dan akan mengumpul secara alami, sedangkan sisanya tersuspensi didalam air.
Tujuan Blow Down adalah mencegah padatan terlarut mengendap dengan cara melengket pada permukaan Drum Boiler yang panas, yang kemudian membentuk kerak ( Scale ). Dengan perlakukan yang tepat dan penambah bahan kimia yang tepat, air Boiler akan berisi padatan halus tersuspensi yang akan mengendap dan membentuk suatu endapan yang mudah bergerak dan bukan ,
suatu lapisan yang mudah melengket.
Blow Down adalah metode normal yang digunakan untuk membuang akumulasi padatan tersebut dari Boiler. Jika proporsi padatan( Terlarut dan tak terlarut ) yang diperbolehkan terakumulasi melebihi padatan yang diizinkan, akan terjadi pembentukan kerak yang berlebihan dibagian dalam permukaan drum dan kemungkinan terikut dengan steam.
Ikut sertanya padatan didalam steam dapat menyebabkan kerusakan terhadap peralatan mesin uap dan alat pindah panas lainnya.
Tujuan Blow down adalah tetap mempertahankan proporsi padatan terlarut( Dissolved ) dan tak terlarut( Undissolved ) di dalam boiler sesuai dengan batas yang telah direkomendasikan.
Pengendalian Blow Down dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1) Blow Down yang kontinyu( Continous Blow Down ).
2) Blow-Down Otomatis, biasanya mempergunakan suatu timer dan katup Solenoid.
3) Blow-Down secara manual dan berselang, biasanya 4 atau 8 jam.
Konsentrasi padatan di dalam Boiler harus secara teratur dimonitor dan tidak boleh melakukan Blow-down hingga kondisi kosong pada saat dinding masih panas atau sedang terjadi pembakaran.
Hubungi Kami
PT Indira Mitra Boiler
Email: info@indira.co.id
Email: idmratman@gmail.com
Ratman Bejo
☎️✔081388666204🔥
Comments
No comment yet.