industri, dimana system boiler ini dapat memperbesar efisiensinya. Hasil pemasakan air 50 liter, efisiensinya industri system boiler dapat efisiensinya
JUAL BOILER BAHAN BAKAR BATU BARA
Sistem Kinerja Boiler Bahan Bakar Batu Bara
Pada sebuah boiler dengan bahan bakar batubara, sistem kontrol pembakaran yang ada menjadi satu hal yang sangat krusial. Untuk memaksimalkan efisiensi operational, proses pembakaran harus diatur secara akurat, sehingga bahan bakar yang digunakan harus pada jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan uap air. Selain itu, proses pembakaran harus dilakukan dengan aman, sehingga tidak membahayakan para pekerja, pabrik, serta lingkungan sekitar.
Jumlah batubara dengan udara sehingga didapatkan proses pembakaran yang sempurna di dalam furnace boiler diatur sesuai dengan air-fuel ratio teoritis. Namun secara prakteknya, untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna tersebut tidaklah mudah. Karena faktor kerugian dari proses pembakaran tidak mungkin dapat dihindari. Yang dapat dilakukan yaitu mengatur proses pembakaran dengan menekan serendah-rendahnya kerugian/losses yang mungkin terjadi.
Ada dua faktor kerugian yang muncul pada saat proses pembakaran batubara dilakukan. Jika jumlah udara (oksigen) kurang dari kebutuhan pembakaran, maka jumlah bahan bakar yang tidak terbakar akan semakin banyak sehingga terbuang sia-sia melalui cerobong (stack). Namun jika sebaliknya, jumlah oksigen semakin banyak yang ditandai dengan jumlah excess air juga semakin banyak, maka akan semakin banyak pula energi panas yang ikut terbuang keluar karena diserap oleh excess air tersebut. Kerugian yang kedua ini sering disebut dengan heat loss. Oleh karena adanya dua macam kerugian inilah maka dicari kerugian total yang paling rendah. Untuk lebih memahami kerugian-kerugian dari proses pembakaran batubara tersebut Industri kecil seperti industry kerajinan tahu dan tempe membutuhkan boiler untuk proses produksi pengolahan kedelai. Untuk itu paper ini melaporkan pembuatan, penghitungan efisiensi dan kerugian panas pada boiler berbahan bakar serbuk batu bara dengan memanfaatkan proses pembakaran cyclo. Metode yang digunakan adalah observasi, studi kepustakaan, penggambaran, pembuatan, pengujian, analisa dari data hasil pengujian dan kesimpulan. Pengambilan data hasil pengujian berupa variasi tekanan absolute (1,5 bar, 2
bar) dengan masing-masing 5 kali pengujian. Data berupa parameter-parameter yaitu massa bahan bakar dan air, temperatur gas burner, temperatur gas buang, temperatur setelah pompa, temperatur dan tekanan uap pada boiler, dan temperatur setelah throttling.
Efisiensi
boiler diperoleh dari perbandingan antara energi penyerapan air umpan dengan energi pembakaran bahan bakar. Kerugian panas pada boiler berupa kerugian kalor yang terbawa gas asap kering dan kerugian panas yang tidak teridentifikasi. Dari 10 kali percobaan ratarata efisiensi : 17,81964 %, rata-rata kerugian kalor yang terbawa gas asap kering : 7,6393 % dan rata-rata kerugian panas yang tidak teridentifikasi : 73,5477 %. Kata kunci: boiler, efisiensi, cyclo burner
1. PENDAHULUAN
Batubara di Indonesia saat ini memiliki cadangan sebesar 4,968 milyar ton atau 0,55% dari total cadangan batubara dunia. Dengan tingkat produksi mencapai 120 juta ton per tahun,diperkirakan batubara di Indonesia dapat diproduksi selama 45 tahun. Melihat besarnya cadangan batubara memang relatif akan berumur panjang, jika dibandingkan negara China dengan produksi batubara pada tahun 2004 sebesar 1,95 miliar ton, negara ini hanya mengekspor 86,63 juta ton dan mengimpor batu bara 18,36 juta ton. Di tahun 2003 dengan produksi 1,61 miliar ton, ekspornya sebesar 93,85 juta ton, dengan impor sebesar 10,29 juta ton. Dengan dicabutnya subsidi BBM
untuk industri maka harga BBM naik sampai lebih dari 300%, khususnya BBM untuk boiler.
industri. Batubara berpeluang besar untuk bahan bakar di perindustrian sebagai bahan bakar boiler industri. Keuntungan pengoperasian boiler batubara berkapasitas 16 ton/jam adalah lebih dari Rp 30.000.000,- per hari jika pengoperasian dengan boiler batubara, sehingga mengakibatkan banyak industri yang beralih ke boiler batubara dan meningkatkan boiler bata bara (2006).Di industri tekstil dan garmen, batubara dipergunakan untuk sumber energi boiler, terutama
untuk penguapan dalam proses dengan penggunaan batubara mampu menekan ongkos produksi hingga 60%. Untuk industri kecil, pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar masih sedikit. Salah satu potensi pemanfaatan batubara adalah di industri tahu dan tempe. Pada industri tahu dan tempe membutuhkan boiler untuk memasak kedelai. Oleh karena itu serbuk batubara merupakan solusi yang tepat, lebih murah, efektif dan mudah diperoleh. Dengan menggunakan serbuk batubara ini, dapat diperoleh efisiensi harga bahan bakar 40,74 %.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh industri tahu dan tempe adalah mahalnya bahan bakar sehingga para pengusaha kecil banyak yang beralih menggunakan kayu bakar atau batu bara yang mudah di dapat . Penggunakan kayu bakar dan batu bara ini membuat Saat ini untuk mudah mendapatkan batu bara dan kayu bakar sangat mudah dan harganya pun tergolong murah, khususnya di daerah pertambangan maupun di perkotaan . Oleh karena itu batubara merupakan solusi yang tepat, lebih murah, dan efektif. Dengan menggunakan batubara ini, diharapkan dapat menghemat biaya pengeluaran untuk pembakaran. Prosiding .
Paper ini bertujuan menganalisis hasil dari pembuatan boiler dengan memperhitungkan data yang diperoleh untuk menghasilkan efisiensi boiler. Bahan bakar boiler yang dipergunakan adalah batubara dengan proses pembakaran cyclo. Boiler ini diharapkan dapat menurunkan biaya produksi dari tahu tempe dikarenakan harga bahan bakar batubara lebih murah daripada bahan bakar minyak dan kayu bakar. Disamping itu boiler ini dirancang dapat beroperasi menggunakan bahan bakar serbuk batubara tetapi kalau terjadi masalah dengan serbuk batubara dapat menggunakan bahan bakar minyak ataupun kayu bakar.
Boiler di Industri Tahu Tempe Boiler adalah suatu pesawat untuk menghasilkan uap dengan cara mengubah air menjadi uap melalui pertolongan panas dari gas-gas hasil pembakaran. Pembakaran bahan bakar terjadi pada suatu furnace (dapur api) dan panas yang dihasilkan haruslah dimanfaatkan semaksimum mungkin, sehingga gas asap yang keluar cerobong mempunyai kalori yang serendah mungkin. Prinsip kerja boiler adalah adanya perpindahan panas (heat transfer) dari pembakaran bahan bakar atau sumber panas ke air, sehingga air berubah menjadi uap karena naiknya suhu sampai melewati titik didih di dalam boiler. Uap yang dihasilkan oleh boiler merupakan akibat dari perubahan fase air menjadi uap dengan cara pendidihan. Keadaan uap tergantung dari tekanan dan temperaturnya, oleh karena itu pembentukan uap diadakan pada tekanan konstan.
meneliti karakteristik aliran dua fase gas padat antara udara dan serbuk atau batubara yang mengalir dalam pipa. Hal ini dapat dimanfaatkan peneliti untuk mengantisipasi aliran bahan bakar batubara untuk burner. Pada kecepatan superficial 4,3 m/s ini partikel serbuk batubara ada yang keluar dari suspense. Semakin solid flux bertambah maka jumlah partikel yang keluar dari suspense juga ikut bertambah. Pola aliran yang terbentuk pada kecepatan ini dan dibawahnya adalah pola aliran dense phase. Pada daerah kecepatan ini, kecepatan udara sudah tidak mampu lagi untuk mengangkut semua material. Sehingga material atau partikel yang tidak terangkut akan jatuh atau keluar dari aliran turun pada bagian dinding-dinding pipa. Pembuatan boiler dengan bahan bakar sekam padi telah dibuat dan diteliti oleh boiler dengan bahan bakar sekam yang diharapkan dapat diaplikasikan untuk skala.
industri, dimana system boiler ini dapat memperbesar efisiensinya. Hasil pemasakan air 50 liter, efisiensinya adalah 22,18%. Sedangkan dalam pemasakan air 50 liter dengan sistem non boiler, besar efisiensinya adalah 20,47%. Begitu juga dengan perbandingan pemasakan air 100 liter dan 150 liter antara pemaskan dengan sitem boiler dan non boiler, dimana pemaskan air 100 liter dengan sistem boiler, efisiensinya adalah 19,23%, sedangkan pemasakan air dengan sistem non boiler efisiensinya sebesar 17,54%. Pemasakan air 150 liter dengan sistem boiler, efisiensinya
sebesar 21,26% sedangkan pemasakan air 150 liter dengan sistem non boiler, efisiensinya 21,04%.
ini telah meneliti tentang komposisi partikel batubara dan berbagai prosentase udara primer dalam pembakaran serbuk batubara. Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Sinarep (2011) dalam jurnal yang telah dilaporkannya, membuat gasifikasi dari bahan bakar batubara yang diaplikasikan untuk pengeringan daun tembakau. Dalam tulisannya Sinarep (2011) memberikan informasi tentang berbagai kondisi panjang lidah api dari berbagai kecepatan udara yang digunakan dengan batubara.
JUAL BOILER
Hubungi Kami
PT Indira Mitra Boiler
Email: info@indira.co.id
Email: idmratman@gmail.com
Ratman Bejo
☎️✔081388666204🔥
Comments
No comment yet.