thermal oil heater mesin
pemanas dengan mempergunakan Thermal oil fluid oli sebagai media penghantar panas dan dapat bekerja bekerja sampai temperature 300ᵒC
thermal oil heater adalah mesin
pemanas dengan mempergunakan Thermal oil fluid atau oli sebagai media penghantar panas dan dapat bekerja bekerja sampai temperature 300ᵒC atau lebihyaitu dengan jalan memanaskan oli yang berada didalamnya dengan gas-gas pemanas dari hasil pembakaran bahan bakar . Dari pengertian tersebut berarti kita dapat menyimpulkan bahwa thermal oil heater berfungsi sebagai mesin pemanas oli yang bertemperatur tinggi yang dapat digunakan untuk proses / kebutuhan selanjutnya.
Oil Heater, oil sebagai media penerima panas ditempatkan di dalam pipa- pipa spiral
yang ditempatkan di dalam tungku pemanas yang dirancang sedemikian rupa,
kemudian dipanaskan dengan api yang bersumber dari burner(pemanas) berbahan
bakar tertentu. Untuk thermal oil heater berkapasitas kecil atau bersekala besar cukup menggunakan energi
burner berbahan bakar solar atau gas sebagai pemanas, namun untuk skala besar penggunaan energi
Thermal oil heater pemanas aspal dan pemanas produk lainya yang mengunakan bahan bakar solar atau gas untuk menimalisir biaya untuk infes di banding listrik tidak lagi efisiensi. Oleh karena itu lebih efektif menggunakan gas,solar .
Thermal oil heater dibuat untuk menghasilkan panas dengan jalan memanaskan oli di dalamnya dengan gas panas hasil pembakaran memanaskan aliran oli dicoil dengan panas radiasi. Oleh karena itu panas dari bahan bakar tersebut harus banyak diserap oleh coil guna menghasilkan panas yang maksimal. Untuk mencapai hal tersebut maka konstruksi dari susunan pipa-pipa atau coil yang memisahkan antara oli dengan gas panas yang memanaskan oli tersebut harus diatur sedemikian rupa. Ketika mesin pemanas ini beroperasi dengan cara otomatis sering terjadi
beberapa gangguan-gangguan diantaranya menurunnya temperatur pembakaran. Halini sering disebabkan karena kurangnya perawatan pada bagian-bagian dari pada thermal oil heater tersebut. Untuk mengetahui gangguan-gangguan tersebut maka kita perlu melakukan pengecekan pada bagian-bagian thermal oil heater tersebut, sebelum
kita memastikan bagian mana yang akan kita lakukan perbaikan. Agar thermal oil heater dapat beroperasi dengan lancar dan tidak mengalamikendala pada saat digunakan maka kita perlu seorang supervisor atau operator yang
memahami bagaimana cara mengoperasikan dan merawat thermal oil heater. Karena didalam mesin pemanas ini terdapat komponen-komponen yang sangat banyak,makaagar lebih mudah perlu adanya pemahaman dan teori mengenai thermal oil heater.
Menurut PT. INDIRA DWI MITRA sebuah thermal oil heater harus kuat supaya dapat bekerja selama dibawah tekanan tertentu yang harus dilengkapi dengan pesawat-pesawat atau alat-alat sehingga memungkinkan dapat bekerja dengan aman. Sebuah mesin pemanas harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
a. Hemat dalam pemakaian bahan bakar.
b. Mendukung sistem control otomatis untuk didapat pengoprasian fleksibel (dapat menyesuaikan naik turunnya beban).
c. Kontruksi ringkas dan sedehana agar mudah dalam pengoperasian dan perawatannya.
d. Hemat dalam pemakaian bahan bakar.
e. Mendukung sistem control otomatis untuk didapat pengoprasian fleksibel (dapat menyesuaikan naik turunnya beban).
f. Kontruksi ringkas dan sedehana agar mudah dalam pengoperasian dan perawatannya.
g. Jumlah panas yang hilang karena radiasi harus sekecil-kecilnya.
h. Dilengkapi peralatan pengaman atau safety device yang memenuhi standar dari dinas pengawasan keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja.
Thermal oil heater adalah suatu pesawat bantu yang berfungsi untuk memanaskan oli yang bertekanan dan bertemperatur tinggi. Proses pemanasan oli menjadi oli yang bertekanan dan bertemperatur tinggi terjadi dengan memanaskan bahan bakar yang berada di dalam thermal oil heater dengan memanfaatkan gas panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Oli panas yang di hasilkan thermal oil heater adalah oli panas dengan tekanan dan tempratur yang tinggi digunakan untuk keperluan-keperluan antara lain: Proses destilasi Terpentine menjadi Alphapinene, dehidrasi toluwen dan terpinhydrat menjadi crude terpeniol. Hasil produk adalah Alphapinene. Alphapinene merupakan hasil pembersihan terhadap residu proses destilasi (penyulingan) uap berbeda, yakni boiler menghasilkan steam, sedangkan thermal oil heater menghasilkan oli bertekanan. Dalam industri heater digunakan untuk kebutuhan produksi pabrik seperti destilasi/ penyulingan(penguapan).
2.4 Komponen-Komponen Thermal Oil Heater
Komponen-komponen penting pada thermal oil heater meliputi:
a. Tangki Ekspansi (Expansion Tank) Sifat fisika Thermal Oil adalah volume nya akan meningkat ketika dipanaskan.
Fenomena ini harus dipertimbangkan ketika merancang system thermal oil. Sistem thermal oil yang dirancang dengan baik harus memiliki tangki ekspansi yang ukuranya cukup untuk menampung penambahan volume dari sistem.
b. Forced Draft fan/ Blower
Fungsinya untuk menghisap udara dari luar dan kemudian ditekan kedalam ruang bakar guna terjadi proses pembakaran. Forced draft fan digerakkan oleh motor penggerak, dan dilengkapi oleh saringan udara, serta damper yang berfungsi untuk mengatur jumlah udara masuk yang dibutuhkan untuk proses pembakaran diruang bakar dari thermal oil heater.
Burner Pemanas Thermal oil heater
Burner merupakan komponen penga butan bahan bakar, bahan bakar akan menyemprotkan penghantar kesuksesan proses pembakaran dan pada saat bersamaan. Ignition memercikkan api listrik yang akan mengakibatkan terbakarnya bahan bakar. Coil Pemanas atau Pipa-pipa oli (Heating Coil) Coil Pemanas (Heating Coil) berfungsi sebagai media oli yang dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran. Coil pemanas terbuat dari Seamless Boiler
Tube yang diroll secara continuous. Setiap sambungan las diperiksa dengan teliti dengan Radiography Test dan Test tekanan akhir mempergunakan tekanan sampai 30 bar. Oli mengalir didalam coil dengan kecepatan yang
dirancang secara cermat untuk menghindarkan overheating yang dapat mengakibatkan kerusakan coil akibat terbentuknya arang.
Gelas Penduga (Sight Glass).
Gelas penduga dipasang pada samping tangki bahan bakar dan tangki ekspansi yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian bahan bakar atau oli di dalam tangki. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengontrolan ketinggian bahan bakar atau oli dalam tangki selama thermal oil heater sedang beroperasi. Gelas penduga ini harus dicuci secara berkala untuk menghindari terjadinya penyumbatan yang membuat level oli atau bahan bakar tidak dapat dibaca.
Emergency Stop
Emergency Stop ini digunakan untuk melindungi thermal oil heater, karena apabila burner terus bekerja ketika aliran berkurang / tidak ada aliran, maka oli didalam pipa akan mengalami akan mengalami overheating yang akan
menyebabkan terjadinya oil coking atau pengarangan.
Flow Control
Untuk menghindari semua insiden diatas, yang mungkin terjadi karena problem tidak ada aliran, maka harus dibuatkan interlock low flow shutdown pada burner safety. Sistem yang paling efektif adalah pressure sensor karena sudah terbukti menjadi sistem yang dapat diandalkan untuk jangka Panjang. Untuk memberikan indikasi dari keadaan no flow, pabrik dapat memasang pressure sensor.
Ada beberapa cara pemasangan flow control:
1) Mechanical flow switch pada aliran utama oli.
2) Differential pressure flow switch.
3) High Pressure Regulating Valve antara line suction dan discharge pompa.
Filter bahan bakar
Filter berfungsi Sebagai penyaring bahan bakar (MFO) dari kotoran-kotoran yang terkandung didalam bakar sebelum dialirkan ke burner.
MFO Daily Tank
MFO Daily Tank berfungsi sebagai penampung bahan bakar sebelum ditransfer oleh pompa bahan bakar menuju ke burner dan sebelum menuju ke burner MFO dipanaskan menggunakan steam.
Temperatur
Temperatur adalah suatu ukuran energi kinetik rata-rata dari suatu molekul. Jika temperature tinggi maka energi kinetik rata-ratapun akan besar.
Berbeda dengan temperature adalah suatu :
ukuran dingin atau panasnya keadaan atau sesuatu lainnya. Satuan ukurandari temperatur yang banyak digunakan di Indonesia adalah ᵒC. Jadi dari beberapa pendapat ahli temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut.
2.6 Penyebab Terjadinya Temperatur Menurun pada Thermal Oil Heater
penyebab terjadinya temperature menurun yang sering dijumpai dalam proses pemanasan oli meliputi: penyerapan panas pada pipa-pipa oli atau coil pemanas tidak maksimal karna endapan abu jelaga, pengabutan bahan bakar tidak sempurna, filter bahan bakar kotor. Ketiga aspek ini menyumbang lebih dari 70% tingkat menurunya temperatur pada thermal oil heater yang berpengaruh dalam proses pemanasan oli.
2.7 Penanganan Terjadinya Temperatur Menurun pada Thermal Oil Heater
penanganan terjadinya temperatur menurun pada thermal oil heater yaitu:
a. Penyerapan panas pada pipa-pipa oli atau coil pemanas tidak maksimal karna endapan abu jelaga, penanganannya dengan melakukan cleaning pada thermal oil heater khususnya pada pipa-pipa oli pemanas dengan cara manual dengan melepas burner thermal oil heater dan kemudian kita masuk kedalam ruang pembakaran kemudian membersihkan abu jelaga menggunakan sikat arang ataupun alat-alat perkakas lainya.
b. Pengabutan bahan bakar tidak sempurna, penanganannya adalah dengan membersihkan Noozle Tip maupun Noozle pipe pada burner; selanjutnya , bersihkan burner karna pada burner tersebut banyak kerak-kerak bahan bakar yang bisa menyumbat pengapian pada burner; berikutnya lakukan pengukuran jarak pada kedua diode sesuai instruction manual book; dan yang terakhirmembersihkan filter bahan bakar yang menuju ke boiler.
c. Filter bahan bakar kotor, penanganannya adalah Lakukan cleaning secara berkala minimal 1 bulan sekali dengan mencopot filter pada cover kemudian siapkan solar, rendamkan filter selama 1 jam minal 30 menit kemudian angkat
dan semprot filter menggunakan compressor bertekanan tinggi supaya kerakkerak yang menempel pada filter hilang secara menyeluruh, pembersihan itu mewujudkan agar filter menjadi bersih dalam menyaring bahan bakar yang akan ditransferkan ke burner supaya temperatur menjadi maksimal dan tekanan yang diinginkan bisa tercapai.
2.8 Pengertian Sistem Perawatan
Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak adayang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan perawatan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan perawatan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses produksi.
1 Pengertian Pemeliharaan (maintenance) Menurut Para Ahli :
pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik Production Management” pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuaidengan standar fungsional dan kualitas pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian / penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuaidengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.
2.8.2 Fungsi Perawatan (maintenance)
Fungsi perawatan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai
untuk pelaksanaan proses produksi.
2.8.3 Jenis-Jenis Perawatan
perawatan terdiri dari dua jenis:
a) Prefentive Maintenance. disebut juga tindakan pencegahan atauoverhaul, yaitu kegitaan pemeliharaan dan erawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat. Pemeliharaan prefentif apabila direncanakan dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan produksi secara total.
b) Corrective Maintenance/Perawatan Insidentil,
Disebut juga break down maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Hubungi Kami
PT. INDIRA MITRA BOILER
☎️✔081388666204🔥
Comments
No comment yet.